Minimal Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Easy to use theme’s admin panel

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Featured posts

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it ...

Hello, I am Vk bhardwaj and i do awsome Blogger Template Designs for your blog, download templates at Www.BestTheme.Net. Thanks A Lot

Oleh : Habib Munzir Al-Musawa

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Maha Penguasa tunggal dan Maha membangkitkan keluhuran pada jiwa hamba-hambaNya untuk mencapai keluhuran yang lebih luhur, meninggalkan kehinaan menuju kemuliaan, meninggalkan kemuliaan menuju kemuliaan yang lebih mulia lagi, terus menuju gerbang-gerbang keluhuran Ilahi di dalam kenikmatan dan di dalam kesusahan, di dalam siang ataupun malam, dalam segala keadaan gerbang kedekatan kepada Allah selalu terbuka dari Al Qariib ( Yang Maha dekat ), sebagaimana firmanNya:


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

( البقرة : 186 )



“ Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku menjawab permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi seruan Ku dan hendaklah mereka beriman kepada Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran ”. ( QS. Al Baqarah: 186 )


Sungguh Allah Maha dekat, Maha cepat menjawab dan mendekatkan Dzat Nya kepada hamba yang ingin mendekat kepada Nya dengan kedekatan yang cepat dan dahsyat. Diriwayatkan didalam riwayat yang shahih: “ Bahwa pengampunan Allah itu datang secepat hambaNya beristighfar atau bertobat ”, secepat itulah pengampunan Allah muncul. Jika seorang hamba berbuat dosa, dan dalam kesempatan itu ia langsung menyesal dan menangis, merintih dan memohon maaf, maka secepat itulah pengampunan Allah datang.


Saudaraku yang dimuliakan Allah

Aku dan kalian dimana siang dan malam tiada henti-hentinya berlumur dosa, jatuh dalam hal-hal yang makruh, hal yang syubhat atau yang haram, semoga Allah subhanahu wata’al selalu mengikis dosa-dosa kita dan menghapusnya sepanjang siang dan malam, dan kita memohon kepada Allah agar pengampunanNya terus mengikuti setiap nafas kita di dalam kesalahan dan dosa-dosa kita, karena tiada sesuatu yang lebih menghalangi kita dari kelembutan Ilahi melebihi dosa, hanya dosalah yang merupakan hijab yang menutup hamba dari penciptaNya hingga ia tersulitkan untuk rindu kepada Allah. Namun ketika sudah muncul keinginan bertobat, menyesal dan merasa hina karena telah berbuat dosa, maka di saat itu Allah membuka pintu cahaya di dalam jiwanya , maka ia pun bergetar ingin mendekat kepada Yang Maha Suci, ia ingin suci dan tidak ingin hina, ia ingin mulia dan tidak ingin nista, ia ingin dekat dengan Rabbul ‘alamin dan rindu ingin berjumpa dengan Yang Maha Indah. Dimana ketika Nabiyullah Musa merintih, dalam firmanNya:


رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ

( الأعراف : 143 )

“ Ya tuhanku, tampakkanlah (diriMu) kepadaku agar aku dapat melihatMu”. ( QS. Al A’raf: 143)


Allah menjawab dengan firmanNya:

قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِين

( الأعراف: 143 )

“ Allah berfirman: engkau tidak akan ( sanggup ) melihatKu, namun lihatlah ke gunung itu jika ia tetap di tempatnya niscaya engkau dapat melihatKu, maka ketika tuhannya menampakkan (keagunganNya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan ”. ( QS. Al A’raf: 143 )


Firman Allah: “ Sungguh engkau tidak akan mampu melihatKu ”, maksudnya adalah penglihatan nabi Musa tidak akan mampu Allah. Ketika Allah membuka tabir cahaya kewibawaanNya kepada gunung, maka gunung itu hancur lebur dan tidak lagi terlihat. Diriwayatkan di dalam tafsir Imam Ibn Katsir, tafsir Imam thabari, tafsir Imam Qurthubi dan lainnya, bahwa keadaan gunung yang demikian tinggi dan besar itu, ketika Allah menunjukkan cahaya kewibawaanNya maka tiba-tiba gunung itu terpendam ke dalam bumi. Dan bahwa gunung itu tidak muncul lagi hingga hari kiamat karena takutnya dari cahaya kewibawaan Rabbul ‘alamin.


Saudaraku yang dimuliakan Allah

Diriwayatkan di dalam tafsir Imam Ibn Katsir bahwa Allah menutup dzatNya dengan 70.000 tabir, dan setiap tabir itu adalah paduan dari cahaya, kegelapan dan air. Ketiga komponen itu, air, cahaya, dan kegelapan itu dipadu menjadi satu tabir yang demikian dahsyat, dan terdapat 70.000 tabir yang menutup antara makhluk dan Sang Khaliq, dijelaskan oleh Al Imam Ibn Katsir menukil salah satu riwayat yang shahih, bahwa apabila manusia mendengar suara gemuruh air yang menjadi salah satu tabir yang menutup makhluk dengan Allah maka hatinya akan lepas dan terlempar dari tubuhnya karena takut mendengar dahsyatnya gemuruh air dari salah satu 70.000 tabir yang membentengi antara makhluk dengan Allah. Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah bahwa jika tabir itu terbuka satu saja dan tersingkaplah sedikit cahaya Rabbul ‘alamin kepada gunung maka gunung itu lebur tidak tersisa dan tidak akan muncul lagi hingga hari kiamat. Dan dalam riwayat lain gunung itu hancur menjadi debu karena takutnya dari kewibawaan Ilahi, maka ketika itu robohlah nabiyullah Musa ‘alaihissalam.


Saudaraku yang dimuliakan Allah

Demikianlah cahaya keagungan Ilahi yang tertup dengan tabir air, cahaya dan kegelapan. Air, cahaya dan kegelapan itu berpadu dan tidak bisa terbayangkan bagaimana dahsyatnya. Diriwayatkan oleh Al Imam At Тhabari dalam menafsirkan ayat ini bahwa ketika nabiyullah Musa meminta untuk melihat Allah maka Allah berfirman : “ Wahai Musa engkau tidak akan melihatKu bahkan melihat pasukan-pasukanKu pun engkau tidak akan mampu ”, maka Allah perlihatkan para tentaraNya di bumi dan berdatanganlah seluruh halilintar yang berada di bumi, seluruh awan hitam dan seluruh malaikat yang ada di bumi mengelilingi nabiyullah Musa dan bertakbir dan bertasbih, yang mana takbir dan tasbih mereka lebih dahsyat dari gemuruhnya ombak yang besar, kemudian Allah memerintahkan malaikat yang di langit pertama untuk turun dan diperlihatkan kepada Nabiyullah Musa, maka nabi Musa as melihat para malaikat yang demikian besar dan dahsyat dengan bentuk-bentuk yang belum pernah dilihat, dengan warna warni yang belum pernah terlihat mereka bergemuruh dengan takbir dan tasbih mengagungkan nama Allah, dan suara satu dari mereka lebih dahsyat dari gemuruhnya guntur dan jumlah mereka yang demikian banyak mengelilingi nabiyullah Musa As. Maka Allah perintahkan malaikat yang berada di langit kedua untuk turun dan diperlihatkan kepada nabiyullah Musa, demikian pula malaikat yang ada di langit ketiga, keempat, kelima dan keenam turun untuk menghadap Nabi Musa As yang sudah tidak mampu lagi berdiri, sehingga ia roboh berdiri dengan lututnya, dan ia menyesal karena telah meminta untuk melihat Allah dan ia pun jatuh dan terduduk, maka Jibril As berkata : “ Bertahanlah wahai Musa, karena kau akan melihat yang lebih dahsyat dari hal ini sebgaimana permintaanmu ”, maka nabiyullah Musa pun merapatkan tubuhnya di dinding pegunungan seraya berkata : “ Wahai tuhanku, aku tidak berani berbuat apa-apa, jika aku diam niscaya aku akan mati karena ketakutan dan kerisauan, dan jika aku bergerak maka aku akan terbentur dengan triliyunan malaikatMu yang sedang mengelilingiku ”, maka disaat itulah Allah membuka langit ketujuh dan membuka salah satu dari 70.000 tabir yang menutupNya dengan makhlukNya, kemudian diperlihatkan kepada gunung maka gunung itu terpendam kedalam bumi dan tiada akan muncul lagi hingga hari kiamat.


Saudaraku yang dimuliakan Allah

Rahasia kewibawaan Ilahi Yang Maha menguasai seluruh jagad raya, Dia Allah subhanahu wata’ala Yang Maha mengenalkan dzatNya, Maha Pengampun, Maha dekat, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha berwibawa dan Maha berkuasa Yang berfirman:


مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآَمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

( النساء : 147 )

“ Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha berterimakasih lagi Maha Mengetahui ”. ( QS. An Nisa’: 147 )


Sungguh Allah Maha berterima kasih dan Maha mengetahui perbuatan kita dan getaran pemikiran kita, dan Allah Maha berterima kasih dan membalas setiap kebaikan kita dengan sepuluh kali lebih besar dari kebaikannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari :


مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ

( صحيح البخاري )

“ Barangsiapa yang (peduli) terhadap kebutuhan saudaranya, maka Allah ( peduli ) pada hajatnya ”. ( Shahih Al Bukhari )


Saudaraku, jika hajat ( kebutuhan ) orang lain kita pedulikan maka Allah akan peduli kepada hajat kita dan terlebih lagi jika kita peduli pada hajat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apa hajat beliau?, Hajat beliau adalah tersebar luasnya dakwah beliau, dan banyak cara untuk menyebarkannya, mungkin dengan ucapan, perbuatan, internet, SMS, email, surat, harta, jabatan, bahkan dengan doa dan munajat. Hadirin hadirat, berkhidmahlah untuk hajat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka siang dan malam Allah subhanahu wata’ala akan menyelasaikan segala hajat kita . Rabbi, jadikanlah kami selalu berkhidmah kepada nabi yang paling Engkau cintai, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.


Saudaraku, terbuka segenap hijab di malam Isra’ dan Mi’raj untuk sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika 70.000 tabir dibuka maka Jibril pun mundur seraya berkata : “ Aku tidak akan melanjutkan lagi, jika aku melanjutkannya maka aku akan terbakar oleh cahaya Allah”, maka Allah subhanahu wata’ala membuka 70.000 tabir itu hingga sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berhadapan dengan Allah. Allah subhanahu wata’ala yg berfirman:


ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى ، فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى

( النجم : 8-9 )

“ kemudian dia mendekat (pada Muhammad), lalu bertambah dekat, sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi) ”. ( QS. An Najm: 8-9 )


Saat itu nabi Muhammad sangat dekat dengan Allah, sebgaiamana dijelaskan di dalam kitab As Syifaa oleh hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi ‘Iyadh Ar (Ar : alaihi rahmtaullah : semoga baginya Rahmat Allah), bahwa Allah subhanahu wata’ala befirman kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika ketika Rasulullah melihat langit pertama yang begitu dahsyat dengan gemuruh para malaikat yang bertasbih kepada Allah, demikian pula di langit kedua, ketiga, dan seterusnya, nabi berjumpa dengan para rasul dan para malaikat dan disetiap langit disambut oleh para malaikat, maka sampailah ke muntaha al khalaiq, yang batas itu tidak bisa ditembus, tetapi beliau menembusnya dan disaat itu hilanglah semua suara, dan segala bentuk pemandangan, dan disaat itulah nabi Muhammad berhadapan dengan Rabbul ‘alamin Allah subhanahu wata’ala, dan nabi saw mendengar suara yang sangat berwibawa namun penuh dengan kelembutan : “ mendekatlah wahai Muhammad dan singkirkan ketakutanmu wahai Muhammad ”, maka beliau bersujud dan mengucapkan kalimat :


التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّه

Kemuliaan, kesucian, keluhuran, keberkahan, milik Allah, dan beliau saw pun mendengarkan jawaban Allah :


السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“ Salam sejahtera, serta rahmat dan keberkahan Allah untukmu wahai nabi ”


Allah bersalam kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan nabi menjawab:


اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ

“ Salam sejahtera untuk kami, dan para hamba yang shalih ( nabi dan para malaikat )”.


Rasul membawa seluruh nama malaikat dan nama ummatnya untuk mendapatkan dan termuliakan dengan salam Allah kepada beliau, Rasul membagikan salam itu kepada seluruh nabi, rasul, malaikat dan ummatnya dengan jawaban : “ salam sejahtera untuk kami ( bukan untukku semata) dan para hamba Allah yang shalih ”, semua dibawa oleh Rasul didalam keagungan salam Allah subhanahu wata’ala, oleh sebab itulah sudah sepantasnya kita selalu bersalam kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka shalawat dan salam kepada nabi Muhammad saw merupakan rukun didalam shalat. Ucapan yang kita ucapkan didalam tahiyyat itu adalah rahasia kemuliaan mi’raj disaat terbukanya 70.000 tabir, Rasul berhadapan dengan Allah. Ucapan yang diucapkan antara Allah dan RasulNya itulah yang selalu kita ulang-ulang disaat kita shalat, betapa agungnya shalat itu.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:


مَنْ كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللَّهِ ثَوَابُ الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا بَصِيرًا

( النساء: 134 )

“ Barangsiapa menghendaki pahala di dunia, maka ketahuilah bahwa di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirah, dan Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat ”. (QS. An Nisa’: 134)


Barangsiapa yang menginginkan balasan di dunia atas amalan pahalanya, ia ingin kesuksesan di dunia, ia ingin kemakmuran dan kebahagiaan di dunia, Allah mengatakan agar niatnya disempurnakan karena sungguh Allah memiliki balasan di dunia dan di akhirah. Jadi, orang-orang yang beramal shalih yang mengikuti tuntunan sang pembawa keluhuran dari Yang Maha Luhur maka ia akan mendapatkan balasan kemuliaan di dunia dan di akhirah, demikian janji Rabbul ‘alamin. Namun ajakan-ajakan syaitan itulah yang membuat kita terjauhkan dari keluhuran, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:


الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

( البقرة:268 )

“Syaitan itu menjanjikan ( menuntun pada ) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji ( kikir ), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia Nya kepadamu, dan Allah Maha Luas lagi Maha mengetahui ”. ( QS.Al Baqarah: 268 )


Sungguh syaitan selalu mengajak dan menuntun kepada kesusahan dan kefakiran, orang sudah susah ingin dijadikan lebih susah lagi oleh syaitan, dan syaitan juga selalu mengajak kepada kejahatan. Meskipun kau sudah terjebak oleh ajakan syaitan, tetapi Allah tetap mengajakmu kepada anugerah-anugerah dan pengampunan di sisiNya, dan Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui. Maha Luas pemberianNya dan Maha mengetahui kebutuhan hamba-hambaNya.


Saudaraku yang dimuliakan Allah

Pada hakikatnya kekayaan dan kemiskinan bukanlah ukuran senang dan susah, bukanlah ukuran kenikmatan dan kesengsaraan, karena apa?, karena jika Allah subhanahu wata’ala mencabut kenikmatannya maka si pemilik harta itu akan merasa lebih susah dari orang yang miskin, banyak orang-orang yang kekayaannya dan hartanya berlimpah ruah tetapi ia sakit tidak bisa makan ini dan itu. Rumahnya, mobilnya, kantornya semua ber AC, tetapi ia tidak boleh menikmati makanan yang enak-enak, makan daging tidak boleh, makanan ini dan itu tidak boleh, makanan yang manis-manis tidak boleh, harus selalu makan yang pahit-pahit, maka ia akan iri dengan para petani atau para kuli, karena mereka sesukanya bisa makan nasi tiga kali sehari sebanyak-banyaknya dengan semua lauk yang di inginkan karena dia tidak sakit apa-apa, maka ia akan iri pada petani atau kuli itu dengan makanan-makanannya tetapi ia tidak boleh menyentuh dan memakannya karena takut gula darahnya akan naik, kolesterolnya naik dan lain sebagainya, ia seperti di penjara padahal ia dalam kekayaan, namun orang yang susah melihat orang kaya dengan pikirannya : “enak sekali ia tidak kepanasan di pagi, siang, sore atau malam, selalu sejuk dengan AC sedangkan kita selalu kepanasan, malam diserang nyamuk, siang diserang lalat terus kita dalam kesusahan ”, padahal kesemuanya dalam kesusahan jika tidak diberi kenikmatan oleh Allah, tetapi jika Allah memberi kenikmatan maka orang yang di penjara pun tetap bisa tertawa terbahak- terbahak, orang miskin atau gelandangan yang di jalanan pun bisa tersenyum dan tertawa, namun kenikmatan sempurna yang diberikan oleh Allah adalah kecukupan. Jika ia membutuhkan suatu hajat maka dicukupi oleh Allah, apalagi yang ia butuhkan selain hajatnya?, kalau hajatnya dikabulkan dan diberi oleh Allah sebelum ia meminta, apalagi yang ia butuhkan selain terus mendekat kepada Allah?!, ini adalah balasan Allah untuk para pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala berfirman :


وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآَمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ

( محمد: 2 )

“ Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebajikan serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad, dia itulah kebenaran dari tuhan mereka, Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka ”. ( QS. Muhammad: 2 )


Mereka yang beriman dan beramal shalih dan mengikuti apa-apa yang dibawa oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana beliau adalah Al Haqq ( kebenaran ) dari tuhan mereka maka Allah akan menghapus dosa-dosa mereka dan Allah perbaiki keadaan mereka di dunia dan di akhiratnya. Jika masalah akhiratnya masih berantakan maka Allah yang memperbaiki, nafkahnya masih berantakan maka Allah yang akan memperbaiki, masalah keluarganya berantakan maka Allah yang memperbaiki, usahanya berantakan Allah yang akan memperbaiki, jasadnya berantakan Allah yang memperbaiki, wafatnya Allah pula yang mengurusnya, ruhnya Allah juga yang mengurusnya, dan surganya Allah pula yang menyiapkannya, demikian keadaan para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah menjadikan aku dan kalian ada diantara mereka, dipelihara dengan seindah-indah bimbingan Allah subhanahu wata’ala.

Leave a Reply